Aku adalah Najwa
Aku Najwa Nabila.
Panggil saja aku Najwa atau Na. Aku lahir di Kuningan pada tanggal 16 Maret
2003. Catat ya, aku masih berusia 17 tahun saat ini dan tercatat sebagai
seorang siswi di SMA Negeri 1 Cilimus. Sudah hampir lima semester namaku berada
di daftar absensi tiga kelas yang berbeda. Aku menyukai hal – hal yang mengasah
kemampuan berpikir dan juga kreatifitasku. Aku juga menyukai beberapa pelajaran
yang menjadi primadona di jurusan sekolahku seperti kimia, matematika dan
sejenisnya. Aku adalah seorang kakak untuk tiga orang adik yang menggemaskan.
Aku memiliki ayah yang sangat luar biasa juga seorang ibu yang sangat baik
hati.
Ketika aku kecil, aku
sangat menyukai matematika. Berbagai macam kompetisi seperti olimpiade sudah
aku geluti semenjak aku kelas 4 SD. Tak hanya itu, aku juga sangat senang
menulis cerita dan bercerita. Sebenarnya
aku sudah mengikuti berbagai macam jenis kompetisi semenjak aku duduk di bangku
Taman Kanak – kanak. Dimulai dari kompetisi hafalan Al – Qur’an, Calistung,
Pasanggiri dongeng, Pasanggiri Ngarang Sunda, Olimpiade MIPA, Cerdas Cermat
MIPA, Cerdas Cermat PAI, Pidato, Cerita Nabi dan lain sebagainya. Ketika aku
duduk di banngku menengah pertama, aku lebih sering mengikuti kegiatan
Kepramukaan baik itu tingkat ranting, cabang maupun daerah. Aku juga masih
sering mengikuti kompetisi Pidato 3 bahasa, Kompetisi Sains Madrasah, dan
beberapa event yang diselenggarakan oleh instansi di sekitar sekolahku.
Memasuki dunia putih
abu – abu, aku tersadar satu hal. Untuk menggapai cita – cita, aku butuh fokus
pada satu bidang. Disamping aku juga menyadari bahwa ada tiga hal yang selama
ini menemani perjalananku menempuh pendidikan dan aku mulai lebih memfokuskan
diri untuk mengasah tiga hal itu.
Semester pertama,aku
mulai mengasah kemampuan berbicaraku. Aku mendaftarkan diri di ekstrakulikuler
debat. Disana, aku bertemu dengan orang –
orang hebat. Orang – orang yang tidak hanya pandai berbicara ataupun berkomentar,namun
juga memiliki wawasan yang luas dengan elaborasi pemikiran yang luar biasa. Aku
kembali menyadari satu hal,ada bekal yang harus dimiliki oleh seorang manusia
terlepas dari apapun pekerjaannya. Ya, membaca. Di semester pertama pula aku
diberi kesempatan untuk mencoba langsung atmosfer kompetisi debat yang
sesungguhnya. Meskipun dalam kegiatan itu tim sekolahku belum bisa membawa
pulang plakat kejuaraan, namun kami tetap semangat dan tetap bisa belajar. Karena seperti yang pelatih kami katakan,
dalam setiap kompetisi ataupun kegiatan yang dilihat adalah prosesnya. Proses
untuk mencapai ataupun sampai pada target masing – masing. Ketika kita
menikmati setiap prosesnya dan terus berproses untuk membuat tujuan kita benar –
benar terealisasikan, kita akan sampai pada titik yang luar biasa dengan target
– target yang sudah tercapai. Dan benar, ketika aku berusaha fokus dan tulus, kemenangan selalu datang dalam
setiap kompetisi yang aku ikuti. Dimulai keluar sebagai juara 2 LDBI ARESTA
Tingkat Jawa Barat, juara 1 Debat PAI
Tingkat Kabupaten, Juara 3 Debat Kesehatan CAB Tingkat Wilayah III, Juara 3
LDBI PERISAI dan juara 1 LDBI KRISTAL Tingkat Provinsi. Berkat kerjasama tim
yang baik, aku pun mendapatkan nominasi pembicara terbaik pada LDBI KRISTAL dan
Pembicara terbaik kedua tingkat provinsi pada LDBI 2020 yang diselenggarakan oleh
Pusat Prestasi Nasional.
Motivasiku untuk
mempertahankan prestasi akademikpun tak pernah hilang meskipun aku sempat turun
peringkat ketika aku kelas 4 SD, namun itu tak membuat aku menyerah untuk
mengejar ketertinggalan dan sampai saat ini,
aku masih bertahan di urutan pertama pemeringkatan nilai di kelas. Guru –
guruku mengajarkanku satu hal selain mata pelajaran yang wajib aku pelajari
ketika bersekolah. Mereka berkata bahwa ketika kamu sempat gagal, kamu tidak
punya alasan untuk menyerah dan berhenti. Meskipun saat itu aku sempat
gagal pada OSN Kebumian tahun 2019, tapi
aku berhasil mewakili kabupatenku pada ajang yang sama di tahun setelahnya
yaitu tahun 2020. Aku juga pernah gagal dalam pemilihan bakal calon ketua OSIS
selama dua periode, namun saat ini aku dipercaya untuk menjadi Pradana Putri
Pramuka sekolahku dan menjadi duta baca sekolah generasi pertama.
Kehidupan memang selalu
menuntut kita untuk tetap bangkit setelah jatuh, kembali berusaha setelah
bertemu kegagalan dan berdamai setelah dicurangi oleh yang lain. Namun kadang
kita lupa untuk bernafas dengan ketulusan dan keikhlasan. Ikhlas ketika harus
bangkit lagi,berusaha lagi, berdamai lagi dan tulus dalam menjalani setiap
prosesnya.
0 komentar:
Posting Komentar