Bagian Ketiga
“ Kami bertemu kembali “
Cerita gadis itu terhenti
ketika pembawa acara di sampingnya melontarkan satu pertanyaan yang membuat gadis
itu terdiam.
" Siapa nama remaja laki – laki itu
Jea?" pembawa acara itu bertanya antusias saat gadis di depannya menjeda ceritanya.
“ kamu ingin tahu namanya?” gadis
bernama Jea itu menjawab dengan pertanyaan.
Pembawa acara itu tersenyum dan
mengangguk.
" aku biasa memanggilnya
payung" wartawan – wartawan yang menonton sedikit terkekeh.
" Apa kamu satu sekolah dengannya?"
Gadis itu yang bernama Jea mengangguk
kecil
" Berapa usianya saat itu?"
" Sekitar 17 tahun."
" Apa dia bisa bicara, Jea?"
ya, wartawan yang berada di tengah – tengah kerumunan mewakili pertanyaan pembawa
acara dan orang – orang yang mendengarkan dengan baik cerita gadis itu.
" Dia bisa bicara" Jea tertawa
renyah. Meyakinkan para pendengar bahwa tokoh dalam ceritanya memang bisa
bicara.
" Bagaimana kamu tahu? Apa setelah
kamu berjalan meninggalkan ia, ia berteriak mengucapkan kata terima kasih?"
“ Tidak, setelah aku meninggalkannya, aku
tak mendengar ia mengucapkan terima kasih.”
“ apa setelah kejadian itu kamu sering
bertemu ia? Atau kalian menjadi dekat?” sepertinya wartawan – wartawan ini
mulai penasaran dengan cerita gadis bernama Jea. Coba pikirkan, Ah, pertanyaan
macam apa itu, gadis ini sudah jelas mengenal remaja laki – laki itu selama 3 tahun.
" Biarkan aku melanjutkan ceritaku.
" ruangan itu lenggang seketika.
0 komentar:
Posting Komentar